blitzfemale.com | SURABAYA – Nama Hotel Majapahit pasti sudah tidak asing didengar tidak hanya bagi warga Surabaya saja. Bahkan di seluruh Indonesia maupun luar negeri. Karena, hotel yang berdiri sejak 1910 itu, merupakan hotel bintang lima di Surabaya yang mengambil peran penting dalam sejarah Indonesia khususnya di kota Surabaya.
Salah satunya adalah peristiwa perobekan warna biru daripada bendera Belanda yang dilakukan oleh arek-arek Suroboyo. Karena nilai historisnya tersebut, maka hotel ini ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2007.
Dan sampai sekarang, arsitektur bangunan yang bernuansa art deco masih terjaga dengan baik. Bahkan bangunannya masih terlihat sangat megah dan mewah. Itulah yang membuat para tamu yang menginap di hotel Majapahit selalu terkesan dengan keindahan bangunannya. Tentunya juga latar belakang sejarah dari hotel tersebut yang menjadikannya terkenal sampai luar negeri.
Untuk tetap menjaga sejarah dari Hotel Majapahit itu sendiri, pihak hotel membuat program khusus yang bertajuk Heritage Tour. Dengan tujuan bisa mengenal sejarah, belajar sejarah dan menjaga sejarah seputar Hotel Majapahit supaya tetap diketahui masyarakat luas tanpa harus menginap di hotel.
Beberapa waktu yang lalu, manajemen Hotel Majapahit mengajak awak media dan masyarakat berkesempatan mengikut Heritage Tour pada Rabu (14/08/24) menjelang Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang Ke 79.
Sebelum mengikuti rangkaian Heritage Tour, pihak hotel membagikan buku panduan dan mengajak para tamu menonton film dokumenter tentang sejarah Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection.
Selanjutnya, seluruh peserta tur diarahkan ke lobi hotel dan mendapatkan penjelasan dari seorang pemandu wisata atau tour guide. Uniknya, tour guide tersebut mengenakan kostum yang terinspirasi dari seragam Oranje Hotel di masa lampau.
Bangunan dan arsitektur yang masih terjaga serta terawat, menjadi daya tarik dari Hotel Majapahit itu sendiri. Pengunjung dibuat berdecak kagum melihat kondisi setiap sudut yang masih bagus ditambah furniture yang bernuansa vintage.
Berikut foto-foto yang berhasil diabadikan tim Blitz Female ketika mengikut Heritage Tour Hotel Majapahit beberapa waktu yang lalu.
Sejarah Hotel Majapahit
Melansir buku panduan dari Hotel Majapahit, hotel ini dibangun Lucas Martin Sarkies – seorang pengusaha keturunan Armenia yang lahir di Isfahan, Iran. Pada 1900 Lucas membeli tanah seluas 1.000 meter persegi di jalan Tunjungan untuk melanjutkan “tradisi” keluarganya, yakni membangun dan mengelola hotel mewah.
Peletakan batu hotel pertama dilakukan Eugene Lucas Sarkies, anak lelaki Lucas, pada 1910. Setahun kemudian, hotel yang diberi nama Oranje Hotel ini pun dibuka. Pada 1930, lobi baru dibangun dengan arsitektur bergaya Art Deco. Peresmiannya pada 1932 dihadiri Pangeran Leopold III dan Putri Astrid dari Belgia, serta aktor Charlie Chaplin.
Tahun 1942, Jepang berhasil menduduki Indonesia dan merebut Oranje Hotel. Namanya pun diubah menjadi Hotel Yamato dan digunakan sebagai headquarters imperialisme Jepang di Jawa Timur.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan dan Perang Dunia II berakhir, Belanda berusaha merebut Indonesia lagi. Mereka mendirikan markas sementara di kamar 33 Hotel Yamato.
Pada 19 September 1945, Roeslan Abdoel Gani, beberapa pejabat kota dan pihak Belanda lainnya berunding di kamar tersebut. Mereka menuntut penjelasan tentang pengibaran bendera Belanda di tiang atap hotel. Arek-arek Suroboyo pun tidak ingin melihat Indonesia kembali dijajah dan segera naik ke atap hotel. Dua orang berhasil merobek warna biru bendera Belanda, serta mempertahankan warna merah dan putihnya tetap berkibar. Pada tahun ini, nama hotel berganti nama menjadi Hotel Merdeka.
Setahun berselang, Sarkies Bersaudara kembali mengelola hotel dan mengubah nama menjadi Hotel L.M.S. untuk mengenang Lucas Martin Sarkies, sang pendiri. Seiring berjalannya waktu, nama hotel mengalami beberapa kali pergantian nama dan manajemen.
Nama Majapahit disematkan sebagai nama hotel ini pada 1969 setelah kepemilikannya diambil alih Mantrust Holdings Co. Tahun 1993, Mandarin Oriental Group bergabung dengan Sekar Group untuk membeli hotel tersebut. Mereka melakukan renovasi besar-besaran senilai US$35 juta yang memakan waktu selama tiga tahun. Namanya pun diubah menjadi Mandarin Oriental Hotel Majapahit.
Nama Hotel Majapahit kembali digunakan pada 2006 setelah diambil alih CCM Group, salah satu perusahaan korporat terkemuka di Indonesia. Renovasi kembali dilakukan pada 2009-2013 untuk memenuhi kebutuhan wisatawan modern.
Beberapa penghargaan pun diterima Hotel Majapahit. Di antaranya seperti National Geographic Traveler dalam bidang arsitektur dan desain pada 2009, 50 Hotel Terbaik Dunia versi Majalah Maxx-M pada 2010, Golden Circle oleh Agoda pada 2011, Sertifikat Keunggulan oleh Trip Advisor pada 2012 dan 2013, serta Hotel Favorit di Indonesia pada 2012 oleh Tourism Awards of Indonesia.
Tahun 2020, Hotel Majapahit menjadi bagian dari Accor dan berganti nama menjadi Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection. Wajah yang ditampilkan tidak hanya sebagai boutique hotel bintang 5, tetapi juga memiliki desain asli dan sejarah unik untuk diceritakan kepada masyarakat luas. (vad)