blitzfemale.com | TIPS – Dalam waktu tidak terlalu lama, kita akan berjumpa lagi dengan bulan suci Ramadhan. Ibadah Puasa adalah kewajiban bagi muslim yang sudah dewasa. Kendati demikian, kita harus mengajari dan mempersiapkan anak untuk ikut belajar berpuasa. Bagaimana cara bijaknya?
1. Berikan keleluasaan bagi anak untuk berbuka
Namanya juga mengajarkan puasa, maka jangan sampai orang tua memaksa anak supaya kuat berpuasa sampai maghrib. Karena yah, mereka masih anak-anak. Punya “timetable” sendiri dan kekuatan yang beda dengan orang dewasa, dalam hal menahan lapar dahaga. Kita bisa meningkatkan waktu berbuka secara bertahap. Jangan sampai kita memaksa anak buka sampai Maghrib, tapi justru karena anak belum kuat, malah curi-curi minum di toilet, misalnya. Tentu bukan ini yang kita harapkan.
2. Berikan reward
Manusia mana yang tidak suka kalau diberi reward atau hadiah? Orang dewasa saja gemar dapat kado kok, apalagi anak-anak. Maka dari itu, siapkan reward sebagai apresiasi, lantaran anak kuat menahan hawa nafsu lapar dahaga. Simpel saja, jangan yang mahal-mahal, toh anak kita bukan Rafathar kan 😊
Contohnya, “Nak, kalau bisa puasa sampai Ashar, insyaAllah mama belikan Burger Keju kesukaanmu.”
Ini saja bisa menjadi reward sekaligus trigger/ penyemangat agar anak kian bergairah dalam belajar puasa.
3. Budayakan sifat jujur
Di momen Ramadhan ini, kita bisa semakin menanamkan nilai-nilai kejujuran pada anak. Sejatinya, anak kecil itu masih sangat polos. Jadi, ajarkanlah sifat mulia seperti jujur sejak dini. Dalam ranah puasa, jangan biarkan anak kecil memilih untuk berbohong daripada dimarahi orang tua karena berbuka tengah hari.
Tentu saja, orang tua berperan besar agar anak merasa nyaman dengan apa yang diperbuatnya. Apabila suatu kita anak tertangkap basah sedang berbuka diam-diam sebelum waktunya, orang tua bisa memberikan kalimat yang lembut namun tetap menjaga koridor ketaatan.
Misalnya, “Adek lapar ya, makanya buka? Nggak papa, habis gini puasa lagi okay? Besok kita coba lagi ya, Bismillah… InsyaAllah kuaaatt!”
4. Ajarkan dengan perilaku
Setiap anak itu adalah peniru yang sangat cerdas. Makanya, jika orang tua meminta sang anak untuk berpuasa sementara dia sendiri tidak, jangan harap anak tersebut mau menurut. Sama halnya dengan sikap menaati saudara sesama muslim saat berpuasa. Jika orang tuanya saja leluasa makan di tempat umum, jangan harap anaknya mempunyai rasa malu saat tidak berpuasa. Apa yang ia lihat, itulah yang ia simpan rapat dalam memori dan praktekkan.
5. Beritahukan manfaat berpuasa
Dalam konteks puasa, hal yang paling gampang adalah mengajarkan keuntungan berpuasa seperti badan bisa menjadi lebih sehat, makan jadi lebih teratur, dan bisa berkumpul dengan keluarga. Setelah anak-anak paham, baru orang tua bisa mengajak ke ranah yang lebih serius seputar tauhid. Bahwa puasa hukumnya wajib karena diperintahkan oleh Allah dan setiap muslim wajib mengerjakan ibadah puasa. (rahma)