blitzfemale.com | MALANG – Ruang seni Titik Koma – Soga Too kembali menghadirkan program Toogather, sebuah inisiatif untuk memberikan ruang bagi seniman lokal menampilkan karyanya kepada publik. Kali ini, giliran Grace Syiariel yang memamerkan karya-karya terbarunya melalui pameran tunggal bertajuk “Quiet Romance”, yang berlangsung dari 1 hingga 30 November 2025.
Pameran ini menjadi tonggak penting bagi Grace, yang untuk pertama kalinya memperkenalkan koleksi lukisan dengan media oil dan akrilik. Di balik setiap goresan kuas, Grace menuturkan kisah perjalanannya dalam memahami cinta—baik sebagai emosi, pengalaman, maupun refleksi diri.
“Quiet Romance: It’s a journey for me to understand love,” ujar Grace saat sesi Private Viewing & Gathering yang digelar pada 2 November lalu.
“Sebelumnya gaya melukis saya sangat presisi, seperti membuat lukisan botani yang harus tepat secara ilmiah. Tapi di sini saya belajar untuk membiarkan kuas berjalan bebas. Saya menemukan kebebasan dan kejujuran dalam setiap lapis catnya.” tambahnya.
Dalam Quiet Romance, Grace menampilkan deretan karya yang sebagian besar berpusat pada simbolisme bunga dan potret manusia. Setiap bunga membawa makna dan pesan tersendiri—mulai dari magnolia yang melambangkan ketangguhan, anggrek sebagai wujud cinta yang konsisten, hingga lavender yang menjadi simbol kedamaian.
Salah satu karya yang menarik perhatian adalah “Lover’s Gaze”, sebuah potret yang dikerjakan dengan teknik alla prima, yakni melukis langsung di kanvas tanpa sketsa awal. Grace mengaku tertantang melukis potret ini karena ia terpesona pada mata modelnya.

“Saya jatuh cinta pada matanya. Ada sesuatu yang pure dan tidak menghakimi. Rasanya seperti melihat seseorang apa adanya,” tuturnya.
Karya lain seperti “Loving Every Layer” (peony) dan “Through and Through” (sunflower) menampilkan sisi emosional Grace yang lebih dalam. Peony menjadi refleksi tentang mengenal seseorang hingga ke setiap lapisan dirinya, sementara sunflower adalah simbol cinta tanpa akhir, terinspirasi dari kenangan pribadi Grace tentang ayahnya.
“Setiap bunga saya pilih bukan karena cantik, tapi karena punya makna. Dulu orang mengirim bunga untuk menyampaikan pesan. Saya ingin menghadirkan kembali cara bercerita itu lewat lukisan,” jelasnya.
Program Toogather dari Soga Too dirancang sebagai wadah bagi para seniman untuk menampilkan karya dan proses kreatifnya kepada publik. Melalui pameran Quiet Romance, pengunjung tidak hanya diajak menikmati keindahan visual, tetapi juga merasakan kedalaman pesan dan perjalanan batin sang seniman.
Grace, yang juga menjabat sebagai Corp General Manager The Shalimar Boutique Hotel Malang dan The Cakra Hotel Bali, menilai seni sebagai ruang personal yang jujur dan terapeutik.
“Bagi saya, melukis adalah cara untuk bicara tanpa harus berkata-kata. Kadang cinta itu sunyi, tapi di situlah letak keindahannya,” katanya menutup sesi tanya jawab di Privae Gathering dan Viewing.
Pameran “Quiet Romance” dapat dikunjungi di Titik Koma – Soga Too selama periode 1–30 November 2025. (acs)








