blitzfemale.com | SURABAYA – Hari ini, tanggal 2 Mei,
bukan sekadar tanggal di kalender, adalah gema dari suara Ki Hajar Dewantara,
yang dulu menanamkan bahwa pendidikan adalah cahaya, bukan kurungan.
Di setiap langkah kecil anak-anak kita, tersimpan harapan yang tak terucapkan.
Bukan hanya agar mereka pandai berhitung atau menulis, lebih tepatnya agar mereka akan bertumbuh dengan hati yang utuh,
dengan pikiran yang merdeka, dan dengan keberanian menjadi diri sendiri.
Saya tak punya ruang kelas, tak punya papan tulis. Tapi saya percaya, setiap rumah bisa menjadi jadi sekolah.
Setiap pelukan adalah penguatan, setiap cerita adalah asupan otak yang akan senantiasa diingat sebagai proses pembelajaran.
Pendidikan bukan hanya milik guru dan murid.
Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia.
Membesarkan generasi yang merdeka da, berani berpikir, bertanya, serta punya mimpi.
Di negeri ini,
masih banyak anak yang belajar di bawah atap bocor,
dengan semangat yang tak pernah bocor. Dan masih banyak warna yang notebene orang tua,
mereka diam-diam jadi guru tanpa gelar, demi masa depan anak- anak negeri yang lebih baik.
Mewujutkan Indonesia Emas 2045 ada komitmen yang alan terus terjaga, dimana anak- anak akan hidup dalam setiap ibu yang sabar menjawab, dalam ayah yang memberi contoh, dan ada juga dalam orang terdekat yang memberi ruang bagi bertanya.
Di Hari Pendidikan Nasional ini, Hari ini, saya ingin merayakan bersama mereka.
Anak-anak yang terus bertanya, Orang tua yang terus menguatkan dan Guru-guru yang terus menyalakan cahaya.
Dalam diam saya berdoa,
‘Semoga negeri ini tak hanya mencetak pintar, tapi juga membesarkan jiwa-jiwa yang peka dan peduli.’
Karena pada setiap huruf yang dituliskan anak negeri,
ada harapan masa depan yang tak boleh kita abaikan.
Selamat Hari Pendidikan Nasioanl, Semangat berjuang mewujutkan Generasi Emas Indonesia
Penulis : Ning Prita Eksimaningrum – Direktur Ibu Semangat Indonesia Kuat (ISIK)
